Sabtu, 31 Mei 2008

Materi dan Energi Kekal? (Sebuah Klarifikasi)

Pada posting sebelumnya (Alam Semesta Bukan Hanya Materi dan Energi), saya menuliskan bahwa dari dulu ( di SMU) saya tidak setuju dan menolak hukum kekekalan masa dan energi, sebuah hukum yang menyatakan bahwa materi dan energi adalah kekal yang berarti materi dan energi sudah ada sejak dulu dan tidak akan pernah hilang. Dahulu saya tidak memiliki argumen ilmiah terhadap pendapat saya ini. Saya tidak setuju karena hal tersebut bertentangan dengan keyakinan saya, yaitu hanya Tuhanlah yang Kekal. Sampai-sampai saya musuhan dengan guru fisika.

Pernah suatu saat saya diledek dengan sebuah pernyatanyaan,”Man, kalau shalat subuh mengapa dua rakaat?”. Tentu saja saya tidak bisa menjawabnya selain hanya mengakatan bahwa itu adalah aturan Tuhan. Guru tertawa sambil berkata, “ sekarang jamannya ilmu pengetahuan, semua harus bisa dijelaskan secara ilmiah. Agama tanpa ilmu pengetahuan adalah sebuah dongeng”. Lalu sayapun bertanya balik, “pak, mengapa pohon pinus yang tinggi daunnya kecil sedangkan pohon talas yang pendek daunya lebar?”. Dia diam dan tidak bisa menjawabnya. Jangankan dia, ahli biologipun tidak ada yang mampu menjawabnya sampai sekarang. Saya pikir dunia ini terlalu luas untuk bisa di pahami, tidak semua yang ada didalamnya bisa kita ketahui dan jelaskan secara ilmiah pada saat ini juga. Untuk bisa mengungkap rahasia dibalik segala sesuatu secara ilmiah, kita membutuhkan waktu. Seiring bertambahnya waktu (zaman), sedikit demi sedikit semuanya akan terungkap.

Pada abad 19 para ilmuan sepakat bahwa alam semesta itu diam (statis) sudah ada sejak dulu dan akan tetap ada selama(kekal). Kemudian munculah teori alam semesta statis yang mana memperkuat hukum kekekalan materi dan energy. Namun itu tidak berlangsung lama. Pada tahun 1929, di observatorium Mount Wilson California, ahli astronomi Amerika, Edwin Hubble membuat salah satu penemuan terbesar di sepanjang sejarah astronomi.

Edwin Hubble's Telescope

Ketika mengamati bintang-bintang dengan teleskop raksasa, ia menemukan bahwa mereka memancarkan cahaya merah sesuai dengan jaraknya. Hal ini berarti bahwa bintang-bintang ini “bergerak menjauhi” kita. Sebab, menurut hukum fisika yang diketahui, spektrum dari sumber cahaya yang sedang bergerak mendekati pengamat cenderung ke warna ungu, sedangkan yang menjauhi pengamat cenderung ke warna merah.

Jauh sebelumnya, Hubble telah membuat penemuan penting lain. Bintang dan galaksi bergerak tak hanya menjauhi kita, tapi juga menjauhi satu sama lain. Satu-satunya yang dapat disimpulkan dari suatu alam semesta di mana segala sesuatunya bergerak saling menjauhi satu sama lain adalah bahwa ia “mengembang”.

Dari sinilah muncul teori Alam Semesta Dinamis, sebuah teori yang menyatakan bahwa alam semesta setiap saat bergerak (mengembang). Alam semesta mengembang artinya jika kita tarik kemasa lampau, alam semesta saat ini lebih besar dari alam semesta dahulu. Lalu apa bila mundur lagi kemasa lampau, kita akan menemukan satu waktu dari masa yang ketika itu alam semesta tidak ada sama sekali, The Universe is Nothing! Tidak ada sama sekali artinya ketiadaan. Kata ini sulit dipahami secara ilmiah, sehingga para ilmuan menyatakan ketiadaan sebagai sebuah titik yang bervolum nol dengan massa takhingga.

Itulah inti dari terori big bang, sebuah teori yang menyatakan bahwa alam semesta berasal dari sebuah titik bervolum nol dan bermasa takhingga yang kemudian meledak dan mengembang yang akhirnya terbentuklah alam semesta yang seperti kita lihat sekarang. Teori big bang adalah teori yang dipakai pada zaman sekarang untuk menjelaskan asal usul alam semesta, karena teori ini didukung dengan bukti-bukti yang kuat, salah satunya adalah ‘radiasi latar kosmis‘ yang ditemukan oleh Arno Penziaz dan Robert Wilson. Dengan penemuannya ini, mereka mendapatkan hadiah Nobel.

Big Bang Model

Yang menarik perhatian saya adalah pernyataan bahwa “awalnya alam semesta adalah sebuah titik bervolume nol dengan massa takhingga”. Karena “sebuah titik bervolume nol dengan massa tahingga “merupakan sebuah istilah fisika untuk menggantikan ketiadaan, maka pernyataan diatas dapat diganti menjadi “awalnya alam semesta adalah ketiadaan atau alam semesta berawal dari ketiadaan”.

Saya berpikir jika alam semesta awalnya tidak ada, maka meteri dan enegri yang katanya unsur pembentuk alam semesta dengan sendirinya berasal dari ketiadaan juga. Jika materi dan energi awalnya tidak ada, maka dengan akal sehal dan logika yang benar kita dapat menyatakan bahwa materi dan energi tidaklah kekal. Lalu bagaimana dengan dengan hukum kekekalan massa dan energi yang kita pelajari di smu dan kuliahan? I don’t know! Sebelum ditemukan hukum yang baru, secara akademik kita terpaksa menerimanya. Akan tetapi, sebagai keyakinan kita harus menolaknya.

Keyakinanku, hanya Tuhan yang Kekal. Dialah Allah.....

5 komentar:

  1. ENERGI TIDAK KEKAL, ini pendapat saya, jadi saya tidak setuju dengan hukum kekekalan energi. SAYA PAPARKAN BUKTI-BUKTINYA, mari berdiskusi di blok saya.
    http://alam-energi.blogspot.com/2011/11/energi-tidak-kekal.html

    BalasHapus
  2. ENERGI TIDAK KEKAL, ini pendapat saya, jadi saya tidak setuju dengan hukum kekekalan energi. SAYA PAPARKAN BUKTI-BUKTINYA, mari berdiskusi di blok saya.
    http://alam-energi.blogspot.com/2011/11/energi-tidak-kekal.html

    BalasHapus
  3. ass.wr.wb
    bagai mana kalau dinamo yg semula menggunakan kinparan tambaga sama-sama sama magnet yg kuat dan saling tarik menaring tanpa berherni dan menghasil kan energi kekeal .dan disambungkan oleh mesin deakel yg menghasil kan energi listrik yang kekal .

    BalasHapus
  4. Keren, makasih ya, memang benar, hanya Allah yg menciptakan energi dan massa dan kita dan semuanya.

    BalasHapus
  5. Ketiadaan Mutlak dan keberadaan Mutlak itu sama.
    Materi berasal dari energi, energi berasal dari Energi Mutlak, Energi Mutlak itu adalah Allah.
    Maka Allah adalah hakikat segala materi dan energi.
    Dia Dzat Yang Wajib Ada, Yang Berkehendak dan Yang Kuasa.
    Segala materi dan energi yang ada pada makhluk berasal dariNya.

    BalasHapus