Jumat, 30 Mei 2008

Alam Semesta Bukan Hanya Materi dan Energi

Ada hal yang sangat menarik yang baru saja saya ketahui, yaitu bahwa alam semesta bukan hanya tersusun atas materi dan energy saja. Ada hal lain yang membentuk alam semesta, INFORMASI. Ya, Informasi.

Pada abad 19 dan 20 para ilmuan (materialistik) sepakat bahwa alam semesta tersusun atas materi dan energi. Yang ada hayalah materi dan energi. Konsep ini memunculkan teori kekekalan materi (masa) dan energy. Sebuah teori yang hingga kini kita pakai di sekolah dan universitas. Akan tetapi para ilmuan abad 21 (sekarang) menyatakan bahwa alam semesta tersusun atas materi, energy dan juga informasi.

Saya jelaskan dengan mengambil contoh DNA. Semua sel hidup berfungsi berdasarkan informasi genetis yang terkodekan pada struktur rantai heliks ganda DNA. Tubuh kita juga tersusun atas trilyunan sel yang masing-masingnya memiliki DNA tersendiri, dan semua fungsi tubuh kita terekam dalam molekul raksasa ini. Sel-sel kita menggunakan kode-kode protein yang tertuliskan pada DNA untuk memproduksi protein-protein baru. Informasi yang dimiliki DNA kita sungguh sangat besar, sehingga jika kita ingin menuliskannya, maka ini akan memakan tempat 900 jilid ensiklopedia, dari halaman awal hingga akhir!

Puluhan tahun yang lalu, para ilmuwan akan menjawab bahwa DNA terdiri atas asam-asam inti yang dinamakan nukleotida dan beragam ikatan kimia yang mengikat erat nukleotida-nukleotida ini. Dengan kata lain, mereka terbiasa menjawabnya dengan menyebutkan hanya unsur-unsur materi dari DNA. Namun kini, para ilmuwan memiliki sebuah jawaban yang berbeda. DNA tersusun atas atom, molekul, ikatan kimia dan, yang paling penting, informasi.

Informasi dalam DNA

Persis sebagaimana sebuah buku. Kita akan sangat keliru jika mengatakan bahwa sebuah buku hanya tersusun atas kertas, tinta dan jilidan buku; sebab selain ketiga unsur materi ini, adalah informasi yang benar-benar menjadikannya sebuah buku. Informasilah yang membedakan sebuah buku novel, kakulus, kamus dari sekedar sebuah “buku” yang terbentuk dari penyusunan acak huruf-huruf seperti ABICLDIXXGGSDLL. Keduanya memiliki kertas, tinta dan jilidan, tapi yang satu memiliki informasi sedangkan yang kedua tidak memilikinya.

Yang menarik untuk menjelaskan hal ini adalah sebuah analogi yang dipakai oleh Stephen C. Meyer, seorang filsuf ilmu pengetahuan dari Cambridge University. Dia berkata Satu hal yang saya lakukan di perkuliahan untuk memahamkan gagasan ini kepada para mahasiswa adalah: saya pegang dua disket komputer. Satu disket ini berisikan software (informasi), sedangkan yang satunya lagi kosong. Lalu saya bertanya, “Apakah perbedaan berat di antara dua disket komputer ini akibat perbedaan isi informasi yang mereka punyai?” Dan tentu saja jawabannya adalah nol, tidak berbeda, tidak ada perbedaan akibat keberadaan informasi di salah satu disket. Hal ini dikarenakan informasi adalah kuantitas yang tidak memiliki berat. Informasi bukanlah suatu keberadaan materi”.

Disket Isi dan Kosong (Beratnya Sama)

Dengan ditemukannya informasi sebagai salah satu penyusun alam semesta, maka filsafat materialistik yang menyatakan bahwa hanya materi dan energy yang ada, harus di perika kembali kebenarannya. Bahkan teori kekekalan masa dan energipun harus kembali diperiksa, karena sebuah kekekalan mengisyaratkan sebuah ketunggalan. Ketunggalan yang dahulu dinisbahkan kepada materi=energi. Sebuah kesepakatan yang dari dulu saya tolak, karena bagi saya hanya Tuhanlah yang Kekal. Dialah Allah!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar